Di sesi ini gue mau
bicara soal Thailand, lebih spesifik lagi Bangkok. Sebulan lalu gue pergi
liburan kesana bersama keluarga selama 4 hari 3 malam. Gue dari dulu memang
udah pengen banget pergi ke Thailand. Thailand adalah salah satu negara yang masuk
ke dalam must-go lists gue, dan bersyukur gue bisa kesana di masa-masa sekarang
ini. Selama disana gue menginap di sebuah hotel yang lumayan bernama The
Centric Ratchada Hotel. Hotel ini terletak di pusat kota Bangkok, sehingga
akses ke berbagai daerah lumayan dekat. Namun kekurangannya adalah hotel ini
berada agak masuk ke jalan kecil dan diapit oleh warung-warung kelontong yang
cukup kumuh.
Selama
di Bangkok, gue mengunjungi tempat-tempat yang memang kebanyakan adalah tempat
perbelanjaan. Salah satu yang paling berkesan adalah ketika gue pergi ke Wat
Arun dan Wat Po. Dua tempat itu adalah tempat semacam kuil untuk sembahyangnya
umat Buddha di Thailand. Tempatnya bersih dan unik. Ditambah lagi gue memang
seneng mengunjungi tempat-tempat suci semacam itu, jadi kunjungan kesana berasa
sempurna. Di Wat Arun gue berfoto dengan menggunakan pakaian tradisional
Thailand yang sangat unik. Tadinya gue ngga mau, karna gue pikir ribet mesti
ganti baju gitu, eh ternyata ngga perlu ganti baju. Akhirnya semua rombongan
pun terutama yang wanita berfoto menggunakan pakaian tradisional tersebut
dengan warna yang berbeda-beda. Di Wat Po gue melihat patung reclining Buddha
yang sangat besar dan panjang. Patung itu terletak di dalam kuil, dan di
samping-sampingnya berisi kendi-kendi kecil tempat kita memasukkan uang logam. Gue
pun ikut memasukkan uang-uang logam ke dalam kendi yang berjumlah ratusan
tersebut. Perjalanan ke kuil-kuil itu sungguh menarik walaupun hujan mengguyur
sesekali.
Selain
ke kuil, gue pergi ke tempat perbelanjaan. Banyak tempat perbelanjaan yang gue
kunjungi, tapi ada satu yang paling berkesan buat gue, yaitu Platinum Mall.
Platinum Mall adalah pusat fashion di Bangkok yang terletak persis di pinggir
jalan. Di depan Platinum Mall, ada yang disebut dengan Pratunam Market.
Pratunam Market adalah tempat dimana barang-barang yang sudah tidak laku di
Platinum Mall dibawa dan dijual kembali dengan harga yang sangat murah. Sayangnya
karena waktu terbatas gue ngga sempet ke Pratunam Market. Gue hanya pergi ke
Platinum Mall dan menghabiskan waktu dari pagi sampai sore disana. Kalau
dilihat-lihat, susasana di Platinum Mall cukup mirip dengan Mangga Dua, tapi
kualitas barang2nya jauh lebih bagus dibandingkan Mangga Dua.Gue sadar bahwa
kualitas barang-barang konveksi di Indonesia ternyata jauh kalah dibandingkan
di Thailand. Thailand memang terkenal dengan hasil perkebunannya, tidak heran
kalau mereka bisa menghasilkan kapas dengan kualitas yang baik dan
menjadikannya kain lalu pakaian. Mereka bisa menjual pakaian dengan harga murah
tapi kualitas mewah. Bisa dibilang pakaian-pakaiannya kualitas Top Shop,
Forever 21, Pull and Bear, dan lain-lain tapi dengan harga Mangga Dua. Designnya
pun sangat tidak kalah, pantes aja orang-orang Thailand itu pada modis-modis
gitu. Pokoknya kalau belanja disana itu bahagia deh, bisa belanja banyak tapi
dengan harga yang tidak sampai menguras kantong. Selama jalan-jalan sekitar
Bangkok, gue melakukan observasi kecil-kecilan. Satu hal yang menarik adalah
bahwa di Bangkok tidak terlalu banyak gedung tinggi dibandingkan Jakarta, tapi
ia lebih maju dibandingkan Jakarta. Kotanya bersih walaupun ada juga kampung
kumuh seperti di Jakarta. Di Jalan rayanya, gue sangat banyak menemukan kabel. Iya,
kabel. Di sepanjang jalan kalau mata lo jeli lo bisa liat kabel-kabel dengan
berbagai ukuran bergulung-gulung tidak beraturan. Itu sangat mengganggu
pemandangan sih sebenernya, tapi bagusnya sekalipun begitu Bangkok cukup bersih
(setidaknya jauh lebih bersih daripada Jakarta). Dulu yang katanya Jakarta
lebih bagus dan maju dibandingkan Bangkok, tapi sekarang sudah sebaliknya. Banyak
juga industry-industri dan investasi perusahaan asing yang ada di Bangkong tapi
tidak ada di Jakarta. Ini salah satu bukti bahwa Bangkok sekarang sudah jauh
lebih berkembang dibandingkan Jakarta.
Ngomongin soal
perkebunan, Thailand emang jagonya deh. Disana buahnya seger-seger. Di depan
hotel tempat gue menginap ada pasar tradisional yang banyak jual buah-buahan. Hamper
setiap hari gue beli buah disana. Sebagai pecinta lengkeng, gue bahagia
menemukan lengkeng Bangkok asli yang besar-besar dan manis. Kalau disini dijual
juga sih lengkeng Bangkok tapi kayaknya ngga asli deh, wong bentuknya aja jauh
lebih kecil-kecil. Selain itu gue juga suka sama makanannya. Disana ada due
jenis nasi, nasi beras dan nasi ketan. Gue sempet beli nasi yang ternyata
adalah nasi ketan. Gue ngga suka sih, karna ngga terbiasa. Disana makanan utama
adalah babi. Jadi hamper di setiap warung makan atau restoran pasti menjual
babi. Olahan babinya pun bermacam-macam. Tapi anehnya sekalipun orang Thailand
suka makan babi, tapi badan mereka kok tetep kurus-kurus begitu yaaa…hhhmmmm..
Btw terkait
penduduknya gue seneng tinggal disana. Orang-orangnya tidak peduli satu sama
lain. Mau lo pake bikini, atau apapun juga kagak ada yang bakalan peduli. Satu
hal yang sangat menarik perhatian gue adalah disana banyak sekali gay dan
lesbian, disamping banyak juga yang transgender. Entah hanya penampilannya saja
yang begitu atau sampai pada tahap operasi, gue ngga tau, yang jelas disana lo
bakalan susah bedain yang mana cewek dan yang mana cowok. Kalian pernah denger
yang namanya lady boy kan? Iya, di Thailand itu lady boy banyak banget. Bahkan Miss
lady boy Thailand itu jauh lebih cantik dan seksi dibandingkan Miss Thailand
sendiri.hahahahaha…lucu kadang-kadang kalau dipikir, tapi ya begitulah disana. Supir
taxi yang gue tumpangin itu cerita kalau salah satu anak laki-lakinya jadi lady
boy. Si supir itu terkesan pasrah dengan itu dan menghargai pilihan anaknya
tersebut. Rata-rata sepertinya orang tua disana tidak terlalu masalah ketika
anak-anaknya ingin berubah kelamin. Bahkan ketika gue di Platinum Mall, ada
seorang laki-laki yang berbelanja bersama ibunya. Laki-laki ini sedikit
melambai, dan dia ingin membeli pakaian yang ketat dan skinny ala para gay. Yang
mengagetkan adalah ibunya mendukung dan malah memilihkan yang terbaik untuk
anaknya. Unik yaaa.. Bagus juga sebenernya kalau itu dijadikan bahan
penelitian.
Okay, segitu saja
cerita gue tentang Thailand. So far gue seneng dengan negara itu dan pengen lagi
kesana kalau ada kesempatan dan tentunya modal. Gue pengen lebih paham lagi tentang
Thailand dan segala hal yang ada di dalamnya. Thailand is still on my must-go
lists ^_^