Dulu ketika kau merasa menang dan berjaya,
kau ceritakan semua kepada temanmu. Kau ceritakan bagaimana kau peroleh semua
kemenangan itu. Kau ceritakan semua kebencian dan dendammu. Kau ceritakan
semuanya dengan kesombongan dalam hati yang disembunyikan dengan
cerita-ceritamu yang mampu menarik simpati mereka. Kau licik, sungguh licik.
Saat itu kau punya segalanya, tanpa pernah peduli betapa nun jauh disana ada
orang yang tersakiti atas semua tingkahmu. Sekarang, ketika kau merasa kalah
dan lemah, apakah kau juga ceritakan kepada temanmu? Apakah kau akan
memberitahu mereka sama seperti ketika kau menang? Atau kau hanya berdiam diri
karena merasa malu telah kalah? Aku yakin bahkan sampai sekarang pun kau tetap
tidak memberitahu temanmu apa yang terjadi beberapa hari terakhir. Sesuatu yang
pastinya jika diceritakan akan menurunkan gengsimu selama ini. Saat kau merasa
lemah, kau pergi mencari bantuan. Tapi ketika kau merasa kuat, tak satupun dari
mereka yang telah menolongmu itu kau acuhkan. Tidakkah kau sadar apa yang telah
kau lakukan? Tidakkah kau sadar bahwa mereka para penolongmu sadar bahwa kau
hanya memperalat mereka? Satu hal yang harus kau tahu, bahwa mereka tidak
bodoh, dan kau bukanlah segalanya bagi mereka. Andai saja ketika kau berjaya
dan memiliki segalanya kau tidak angkuh dan acuh seperti dulu, mungkin mereka
akan selamanya jadi sahabatmu yang akan membantumu kapanpun kau butuh.
No comments:
Post a Comment