Thursday, January 3, 2013

A Story of 'it'

Dulu ketika kau merasa menang dan berjaya, kau ceritakan semua kepada temanmu. Kau ceritakan bagaimana kau peroleh semua kemenangan itu. Kau ceritakan semua kebencian dan dendammu. Kau ceritakan semuanya dengan kesombongan dalam hati yang disembunyikan dengan cerita-ceritamu yang mampu menarik simpati mereka. Kau licik, sungguh licik. Saat itu kau punya segalanya, tanpa pernah peduli betapa nun jauh disana ada orang yang tersakiti atas semua tingkahmu. Sekarang, ketika kau merasa kalah dan lemah, apakah kau juga ceritakan kepada temanmu? Apakah kau akan memberitahu mereka sama seperti ketika kau menang? Atau kau hanya berdiam diri karena merasa malu telah kalah? Aku yakin bahkan sampai sekarang pun kau tetap tidak memberitahu temanmu apa yang terjadi beberapa hari terakhir. Sesuatu yang pastinya jika diceritakan akan menurunkan gengsimu selama ini. Saat kau merasa lemah, kau pergi mencari bantuan. Tapi ketika kau merasa kuat, tak satupun dari mereka yang telah menolongmu itu kau acuhkan. Tidakkah kau sadar apa yang telah kau lakukan? Tidakkah kau sadar bahwa mereka para penolongmu sadar bahwa kau hanya memperalat mereka? Satu hal yang harus kau tahu, bahwa mereka tidak bodoh, dan kau bukanlah segalanya bagi mereka. Andai saja ketika kau berjaya dan memiliki segalanya kau tidak angkuh dan acuh seperti dulu, mungkin mereka akan selamanya jadi sahabatmu yang akan membantumu kapanpun kau butuh.

No comments:

Post a Comment